Apa itu teks eksplanasi???


Teks Eksplanasi
A.    Pengertian Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi adalah suatu teks yang menjelaskan mengenai proses terjadi atau terbentuknya sesuatu. Bisa merupakan sebuah fenomena alam, kejadian, sosial, ataupun budaya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Menjelaskan tentang sebuah peristiwa yang terjadi, mengapa peristiwa itu terjadi, serta bagaimana akibat yang muncul dari peristiwa tersebut.
Jenis teks tulisan ini seringkali menjelaskan mengenai apa yang sedang terjadi di sekitar kita. Tidak selalu mengenai bencana yang mengundang duka atau peristiwa besar yang mengguncang bangsa. Dapat berupa penjelasan mengenai bagaimana proses terjadinya pelangi atau tentang proses terbentuknya hujan.
Intinya, jenis teks ini adalah salah satu bentuk pembelajaran dan dapat diaplikasikan pada topik apa pun asalkan memiliki dasar keilmuan yang jelas.
B.     Tujuan Teks Eksplanasi
Tujuan dari teks ekplanasi adalah untuk menjelaskan akan suatu peristiwa yang terjadi. Bentuk teks ini memberikan pembelajaran bagi pembacanya.
C.    Ciri-Ciri Teks Eksplanasi
 Berikut adalah ciri-cirinya:
  • Tulisan teks terdiri dari gambaran secara umum, urutan proses sebab dan akibat, serta interpretasi.
  • Memuat informasi yang nyata terjadi.
  • Fakta yang diangkat biasanya turut menyertakan penjelasan ilmiah atau keilmuan.
  • Bersifat informatif dan netral. Tidak mengarah ke opini tertentu.
  • Adanya urutan, misalnya pertama, kedua, ketiga, berikutnya, terakhir, dan sebagainya.
D.    Struktur Tulisan Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi ditulis dalam struktur yang memuat akan 3 poin penting, antara lain;  pernyataan umum, penjelasan, dan interpretasi. Berikut adalah struktur dari teks eksplanasi:
1.      Pernyataan Umum
Merupakan penjelasan secara umum mengenai fenomena yang terjadi. Berperan sebagai pengantar tentang apa yang akan dibahas dalam tulisan. Jika topik tulisan adalah tentang fotosintesis, maka pada bagian ini memuat mengenai apa itu fotosintesis dan bagaimana proses terjadinya fotosintesis.
2.      Penjelasan
Bagian ini menjelaskan secara lebih detail dan terperinci mengenai topik yang dibahas dalam tulisan dan disajikan secara runtut
Mengikuti contoh pada poin pertama, maka di sini akan menjabarkan mengenai apa yang menyebabkan fotosintesis dan bagaimana prosesnya. Poin ini bisa lebih dari satu paragraf.
3.      Interpretasi
Interpretasi adalah bagian penutup. Interpretasi dapat dilewatkan. Biasanya berupa intisari dari keseluruhan isi tulisa.






Berikut ini merupakan contoh dari teks eksplanasi : 

Metamorfosis merupakan peristiwa dimana hewan berubah menjadi bentuk dewasa. Fenomena ini terjadi pada sebagian besar serangga, amfibi, crustacea, mollusca, echinodermata, dan lain-lain. Perubahan bentuk ini tidak selalu melibatkan perubahan bentuk yang ekstrim atau perubahan habitat.
Terdapat dua jenis metamorfosis, yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorfosis sempurna atau holometabola terjadi pada serangga seperti kupu-kupu. Binatang ini menetas dari telur, menjadi ulat atau larva. Ulat menghabiskan masa hidupnya untuk makan daun, kemudian merubah dirinya menjadi pupa atau kepompong.
Kepompong adalah semacam selimut yang menyelubungi ulat selama beberapa hari. Setelah perubahan dalam kepompong sempurna, kupu-kupu akan keluar sari dalam pupa dan meregangkan sayap sehingga ia bisa terbang. Perubahan bentuk ulat menjadi kupu-kupu termasuk dalam metamorfosis sempurna karena terjadi perubahan bentuk yang disertai dengan hancurnya tubuh larva dan menyisakan beberapa sel.
Sel- sel tersebut kemudian tumbuh kembali menjadi kupu-kupu yang kemudian muncul keluar dari pupa. Metamorfosis sempurna tidak hanya terjadi pada kupu-kupu. Lalat rumah dan kepik juga melalui fase pupa dan melewati tahapan metamorfosis sempurna.
Metamorfosis tidak sempurna merupakan proses perubahan bentuk hewan yang tidak melewati fase pupa. Pada proses metamorfosis ini, hewan tidak mengalami banyak perubahan. Biasanya perubahan terjadi pada ukuran, tumbuhnya organ tertentu seperti sayap, serta pergantian kulit yang juga disebut instar.
Hewan yang mengalami proses metamorfosis tidak sempurna antara lain, belalang, serta kecoa. Belalang menetas dari telur, kemudian menjadi larva / nimfa, dan tumbuh semakin besar menjadi belalang dewasa yang disebut pula imago.Perubahan belalang dari nimfa ke imago tidak mengubah habitat atau makanan belalang. Ia tetap tinggal di pepohonan, memakan daun, serta bernafas dengan trakea. Selain serangga, metamorfosis juga terjadi pada amfibi. Katak yang termasuk amfibi, melalui proses metamorfosis yang mengubah bentuk dari telur hingga katak dewasa. Katak betina dewasa, meninggalkan telur-telurnya di air. Setelah sepuluh hari, telur tersebut akan menetas dan mengeluarkan berudu.Berudu berbentuk seperti ikan kecil dan habitat di bawah permukaan air. Setelah 2 hari menetas, berudu akan menumbuhkan insang yang berfungsi untuk bernafas dalam air. Tahap ini berlangsung selama 3 minggu. Setelah 3 minggu, insang akan tertutup kulit dengan sendirinya. Saat berumur 8 minggu, kaki belakang berudu mulai tumbuh, diikuti dengan kaki depan. Saat kaki depan dan belakang tumbuh, bentuk berudu akan menyerupai katak berekor. Ekor ini akan memendek dan tidak berfungsi sebagai penggerak di bawah air. Lambat laun katak akan bernapas dengan paru-paru dan dapat hidup di luar perairan. Metamorfosis ini berakhir saat katak sudah dapat hidup di daratan dan berbentuk katak dewasa dengan 4 kaki. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metamorfosis terjadi pada serangga, amfibi, dan beberapa jenis hewan lain. Perubahan secara fisik ini berlangsung sejak hewan tersebut menetas hingga menjadi dewasa. Metamorfosis pada serangga ada dua macam yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorfosis sempurna melalui tahap pupa yang menghancurkan sebagian besar sel tubuh, kemudian membentuk sel baru dengan bentuk berbeda. Sedangkan metamorfosis tidak sempurna tidak melewati fase pupa, namun hanya melalui perubahan bentuk, ukuran, pergantian kulit dan penambahan organ.

Kalimat aktif transitif

merupakan kalimat aktif yang memiliki objek. Kalimat ini memiliki ciri khusus yaitu; dapat diubah menjadi kalimat pasif. Contoh; Andi melempar piring, Bunga menyiram pohon, Clarissa meminum sirup, dll.

Kalimat aktif intransitif

merupakan kalimat aktif yang tidak memerlukan objek di kalimatnya. Dengan kata lain, dalam kalimat hanya terdapat subjek dan predikat. Contoh; Debora pergi, Elang terbang, Fariz makan, dll.

Kalimat pasif transitif

merupakan kalimat pasif yang memiliki objek. Sama seperti kalimat aktif transitif, hanya beda jenis kalimat saja, antara aktif dan pasif. Contoh; Piring dilempar Andi, Pohon disiram Bungaa, Sirup diminum Clarissa, dll.

Kalimat pasif intransitif

merupakan kalimat pasif yang tidak memiliki objek. Pada kalimat ini, subjek dikenai pekerjaan, tanpa adanya objek. Predikatnya juga dikenai imbuhan di-, ter-, atau ter-kan. Contoh; Geral terluka, Hafiz tersakiti, Izat terjatuh, dll.

Konjungsi


Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf. Jenis konjungsi ada banyak, diantaranya; Konjungsi Intra kalimat, Konjungsi koordinatif, Konjungsi subordinatif, Konjungsi antar kalimat. Ada juga konjungsi dibagi berdasarkan fungsinya, antara lain; Konjungsi aditif, Konjungsi pertentangan, Konjungsi disjungtif, Konjungsi temporal waktu, Konjungsi final.



sumber



Comments

Popular posts from this blog

Materi Laporan Hasil Observasi

Teks Pidato tentang introspeksi diri